PUSTAKAGURU.ID – Kesan apa yang akan pertama kali muncul di benak netizen ketika mendengar kata Pesing ? Sudah pasti akan terlintas mengenai bau yang tidak sedap. Namanya memang Pesing, salah satu desa yang terletak di kecamatan Purwoasri, Kab. Kediri. Tenang, anda tidak harus menutup hidung ketika berkunjung di daerah tersebut. Memang bukan tanpa alasan daerah tersebut diberikan nama desa Pesing. Menurut warga sekitar nama tersebut diambil bersumber dari sejarah daerah itu sendiri dahulu.
Solikin, salah satu warga desa Pesing, tidak menyangkal bila nama desanya diperoleh dari kata ‘pesing’ yang memiliki arti aroma atau bau tak sedap dari air kencing. Solikin menyampaikan bahwa wilayah desanya yang masuk dalam kawasan pabrik gula daerah Purwoasri, memiliki aroma atau bau tak sedap akibat dari kotoran sapi. Hewan yang digunakan untuk menarik cikar sebagai alat pengangkut tebu pada era sebelum kemerdekaan. “Mendengar cerita dari buyut atau sesepuh disampaikan bahwa desa ini dulunya masuk kawasan pabrik gula Purwoasri. Lebih detailnya pada waktu dahulu pekerja pabrik menggunakan sapi untuk mengangkut tebu guna mempermudah kegiatan operasional.” papar Solikin (10/06/2024).
Tenang, dalam artikel ini tidak akan membahas mengenai sejarah desa Pesing lebih jauh. Melainkan prestasi yang sangat luar biasa dari daerah tersebut. Salah satu desa kecil yang terletak di ujung utara kabupaten Kediri tersebut sukses melahirkan sosok Jenderal kenamaan. Yups, Jenderal TNI (Purn.) Dr. H. Moeldoko, S. I. P., M. A. lahir dan besar di desa Pesing, kecamatan Purwoasri, Kabupaten Kediri. Siapa sangka anak desa yang dahulu hanya anak seorang petani dan seorang ibu rumah tangga sukses menjadi seorang Jenderal. Moeldoko kecil mengalami masa-masa sulit ketika menjalani kehidupan. Mulai dari makan nasi yang susah hingga harus menebeng truk atau kendaraan untuk ke sekolah.
Jenderal Moeldoko menjabat sebagai Panglima TNI pada periode 30 Agustus 2013 hingga 08 Juli 2015. Sebelumnya beliau juga sempat menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat periode 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013. Moeldoko merupakan putra bungsu dari pasangan Moestaman dan Masfu’ah. Alumnus AKABRI tahun 1981 dengan predikat terbaik tersebut pernah meraih penghargaan bergengsi Bintang Adhi Makayasa. Moeldoko menjadi sosok inspiratif di desanya. Mendengar cerita dari Nurwahid Ramadhan, yang juga salah satu warga desa Pesing, ia menyampaikan bahwa sosok Moeldoko sering memberikan bantuan bagi warga. Salah satunya berupa perluasan jembatan yang menghubungkan desa Pesing dengan desa tetangga. “Banyak mas bantuan yang diberikan kepada warga, jadi beliau tidak lupa dengan kampung halamannya” papar Nurwahid (10/06/2024).
Karir militer Moeldoko juga sangat mentereng hingga menjadi seorang Panglima TNI. Beberapa operasi militer yang pernah diikuti Jenderal dari Kediri tersebut diantaranya Operasi di Timor-Timur (Seroja) tahun 1984, kemudian Konga Garuda XI/A pada tahun 1995. Selain itu Moeldoko juga pernah memperoleh penugasan di wilayah Selandia Baru, Jepang, Irak-Kuwait hingga Amerika serikat. Bagi seorang anak desa yang tidak memiliki relasi erat dengan dunia militer berbagai prestasi tersebut sungguh luar biasa terlebih mengingat masa kecil sang Jenderal yang penuh dengan kesulitan. Moeldoko yang purna dari dunia militer kini aktif sebagai Kepala Staf Kepresidenan RI sejak tahun 2018 hingga saat ini. Menilik dari situs wikipedia berikut merupakan jabatan Militer Moeldoko.
Letnan Dua s/d Kapten
- Danton Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1981)
- Danki A Yonif Linud 700/BS Kodam XIV/Hasanuddin (1983)
- Kasi Operasi Yonif Linud 700/BS Kodam VII/Wirabuana
Mayor
- Perwira Operasi Kodim 1408/BS Ujungpandang
- Wakil Komandan Yonif 202/Tajimalela
- Kasi Teritorial Brigif-1 PAM IK/JS
Letnan Kolonel
- Komandan Yonif 201/Jaya Yudha (1995)
- Komandan Kodim 0501/Jakarta Pusat (1996)
- Sespri Wakasad (1998)
Kolonel
- Pabandya-3 Ops PB-IV/Sopsad
- Komandan Brigif-1/Jaya Sakti (1999)
- Asops Kasdam VI/Tanjungpura
- Dirbindiklat Pussenif
- Komandan Rindam VI/Tanjungpura (2005)
- Komandan Korem 141/Toddopuli Watampone (2006)
Brigadir Jenderal
- Pa Ahli Kasad Bidang Ekonomi (2007)
- Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD (2008)
- Kasdam Jaya (2008)
Mayor Jenderal
- Panglima Divisi Infanteri 1/Kostrad (2010)
- Panglima Kodam XII/Tanjungpura (2010)
- Panglima Kodam III/Siliwangi (2010)
Letnan Jenderal
- Wakil Gubernur Lemhannas (2011)
- Wakasad (2013)
Jenderal
- KSAD (2013)
- Panglima TNI (2013-2015)
Sosok yang dapat menjadi inspirasi bagi anak-anak muda untuk terus berkarya. Meski dalam kondisi atau situasi yang sangat sulit sekalipun. Memberikan pelajaran kepada kita semua bahwa mimpi dapat diraih dengan kerja keras, doa dan kesungguhan. Pendidikan menjadi salah satu jembatan penting bagi karir seorang Moeldoko. Menjadi pesan bagi kawula muda untuk tidak bermalas-malasan ketika belajar di sekolah.